BSA7Gpd8GUz5TproTprpTfA7Gi==

IKA Almansuriyah Solid Satu Barisan


LOMBOK TENGAH- Ikatan Alumni Pondok Pesantren NU Almanshuriyah Taklimusshibyan (IKA Almansuriyah) Sangkong, Bonder mengadakan Halal Bihalal dan temu alumni, Rabu (9/4). Momen tersebut diharapkan menjadi sarana merapatkan barisan antar alumni.

Ketua Umum Pengurus Pusat IKA Almanshuriyah, H Zamroni Aziz mengatakan, kekompakan menjadi kunci dalam melakukan hal besar. Terlebih, para alumni tersebar di berbagai sektor. Mereka memiliki peran strategis di sektor-sektor tersebut. 

"Kita ini besar, sehingga harus kita solidkan," tegas Zamroni.

Ada almuni yang menjadi politisi, birokrat, yudikatif, tokoh pendidikan, dan lain sebagainya. Jika kekuatan tersebut tetap berada dalam barisan Almanshuriyah, dia yakin alumni akan memberikan kontribusi besar dalam pembangunan. 

"Dimana-mana alumni kita besar," imbuh pria yang menjabat Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi NTB itu.

Karena itu, Zamroni menginginkan, ke depan pergerakan harus disolidkan. Dengan begitu, apapun yang diinginkan akan mudah tercapai. Dia mencontohkan dalam pergerakan politik misalnya. Bahkan, sangat mungkin mendudukkan alumni di legislatif.

"Peluang alumni jadi wakil rakyat sangat terbuka. Kita akan membuat satu pintu gerakan harakah politik," imbuhnya.

Tetapi alumni tidak akan bergerak sendiri. Sebab, semua yang dilakukan harus atas persetujuan dan restu yayasan dan keluarga besar pondok pesantren. "Kami berharap, semua kita musyawarahkan, kita minta petunjuk yayasan, supaya kita bisa seiring seirama," ujar Zamroni.

Zamroni menambahkan, IKA Almanshuriyah memiliki peran luar biasa di tengah-tengah masyarakat. Tentu saja dengan fungsi dan peran masing-masing. Menurutnya, itu semua diperoleh tidak lepas dari keberkahan Pondok Pesantren Almanshuriyah Taklimusshibyan. "Rata-rata mereka tokoh NU.

Ketua Yayasan Pondok Pesantren Almanshuriyah Taklimuashihyan, Dr Baiq Mulianah dalam pesannya meminta kepada alumni untuk mengabdi dengan tulus, apapun profesinya. Tidak masalah menjadi anggota dalam suatu kelompok, tidak harus jadi pimpinan. Justru dengan posisi itulah, banyak pelajaran dan pengalaman yang diperoeh. 

Soal pengabdian dan kaderisasi itu, Baiq Mulianah mengaku banyak belajar dari Almagfurullah TGH Ahmad Taqiudin Manshur. Dari sosok TGH Taqiudin, dia banyak tahu bahwa perjuangan memang harus dimulai dari bawah dan setiap perjuangan harus dilandasi keikhlasan.

"Saya diajak berjuang merintis salah satu partai, dan sekarang sudah menghasilkan buah, yaitu  dua kursi DPR RI," imbuh Rektor UNU itu.

Dia juga sepakat, bahwa kebersamaan harus dibangun. Dengan modal itu, maka segala hal bisa tercapai.

"Tidak ada istilah kita akan sukses kalau kita tidak bersama-sama," katanya.

Baiq Mulianah mengingatkan alumni satu doktrin Almagfurullah TGH Taqiudin yang sangat melekat dalam dirinya. Bahwa konsep perjuangan yang lebih besar harus dilakukan secara berjamaah (bersama). Tidak disebut berjamaah jika tanpa seorang pemimpin. Tidak ada pemimpin tanpa dipatuhi. 

"Lalu jangan melampui diluar kewenangan. Jika anda bawahan maka jadilah bawahan," pesannya.

Terakhir ia menegaskan seluruh pondasi keberhasilan secara berjamaah itu ialah memperkuat silaturrahim. 

"Jangan sepelekan The power of Silaturrahmin. Saling jenguk satu sama lain lintas alumni. Apalagi kita sudah punya 35 yayasan cabang yang tersebar," pungkasnya. (jho)

Komentar0

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.