Mataram - Kepolisian Republik Indonesia terus berupaya meminimaliisir penyebaran dan pengaruh paham radikalisme dan terorisme. Selain mengambil tindakan hukum upaya pencegahan juga masif dilaksanakan.
Bahkan pencegahan penyebaran paham radikalisme dan terorisme dilaksanakan kepada para siswa sekolah. Seperti yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Mataram pada hari Kamis (3/10). Polri bekerjasama dengan Kantor Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kesbangpoldagri Provinsi NTB dan Dinas Pendidikan NTB menggelar diskusi wawasan kebangsaan.
Diskusi ini Mengusung tema "Wawasan Kebangsaan Bagi Generasi Muda Untuk Membentengi Dari Pengaruh Intoleransi, Paham Radikalisme dan Terorisme di NTB".
Hadir dalam diskusi ini Wadir Intelkam Polda NTB AKBP Yunus Junaidi SH SIK, Perwakilan dari Kesbangpoldagri Jauhari Muslim, Kasat Binmas Polresta Mataram, Kepala Sekolah SMAN 2 Mataram dan para siswa.
Wadir Intelkam Polda NTB AKBP Yunus Junaidi mengatakan diskusi ini bertujuan untuk membangkitkan rasa nasionalisme serta mencegah para siswa terpapar paham radikalisme dan terorisme.
Yunus berharap melalui diskusi dan seminar wawasan kebangsaan ini akan menciptakan generasi bangsa yang memiliki jiwa nasionalisme yang kuat dan tidak mudah terkena hasutan atau terpapar paham paham yang tidak benar.
"Tentu harapan kita kegiatan ini memberikan manfaat bagi para siswa terutama membangkitkan jiwa nasionalis yang kuat tangguh dan tidak mudah terpapar paham radikal dan teorisme," Kata Yunus.
Hal senada juga disampaikan perwakilan dari Kesbangpoldagri NTB Jauhari Muslim. Dalam pemaparan materinya penanaman wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah hari harus ditanamkan sejak dini.
Sebagai generasi penerus dan calon pemimpin bangsa, penanaman wawasan kebangsaan sejak dini akan menjadi manifestasi terhadap pembangunan sumber daya manusia di negara ini.
"Sebagai generasi penerus dan calon pemimpin perlu mencintai bangsa ini dengan sepenuh hati," Ucapnya.
Sedangkan pembicara dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTB H. Laman Abdillah mengatakan intoleransi di Indonesia harus terus di jaga. Sebagai negara majemuk dengan berbagai suku ras dan agama intoleransi menjadi keharusan yang harus dilestarikan dalam dipupuk serta di jaga.
"Akan sangat berbahaya bila toleransi di negara ini tidak di jaga, potensi gangguan kamtibmas terbuka lebar bila toleransi tidak di jaga, maka penting pengetahuan tentang toleransi ditanamkan sejak dini," Pungkasnya.
Diskusi dan seminar wawasan kebangsaan ini dikuti antusias oleh para siswa. Bahkan puluhan siswa yang menjadi peserta diskusi ini mengaku mendapatkan berbagai pengetahuan baru tentang wawasan kebangsaan dan berbagai paham radikalisme serta intoleransi.(*)
Komentar0