Partai Golkar Nusa Tenggara Barat telah mengutus 3 kadernya untuk maju sebagai bakal calon Gubernur pada pilkada 2024 ini. Sebagai partai dengan perolehan 10 kursi di NTB Golkar memang sepatutnya mendorong salah satu kadernya untuk maju sebagai calon Gubernur NTB 2024-2029.
Ketiga kader ini adalah H. Mohan Roliskana, H. Suhaili, FT., dan Hj. Indah Damayanti Putri. Ketiga bakal calon partai beringin ini memang sudah teruji dalam kemampuan memimpin di wilayahnya masing-masing. H. Mohan memimpin kota Mataram, H. Suhaili memimpin Lombok Tengah 2 periode, begitu juga Hj. Indah Damayanti Putri memimpin kabupaten Bima 2 periode.
Menarik untuk ditunggu siapa yang akan direkomendasikan oleh partai berlambang beringin ini menjadi calon Gubernur NTB. Melihat hasil survei elektabilitas yang diriis oleh Poltracking baru-baru ini, H. Mohan memiliki 6,5% H. Suhaili 12,1% dan Hj. Indah Damayanti Putri 4,5%.
Itu artinya seandainya Golkar mengambil keputusan dengan pertimbangan elektabilitas calon maka peluang besar bagi H. Suhaili untuk mendapatkan rekomendasi partai diusung pada Pilgub nanti. Akan tetapi, pengambilan keputusan dengan melihat pada satu faktor tentu tidak baik sebab maju dalam kontestasi politik tidak cukup dengan elektabilitas tetapi ada faktor-faktor lainnya terutama cost politik dimana semua tau bahwa politik butuh "uang".
Siapa Sebenarnya Yang Akan Golkar Dorong?
Coba kita kupas satu persatu dari ketiga kader Golkar tersebut, cukup menarik dinamika Golkar dan cukup seksi secara politik.
1. H. Mohan Roliskana
Sebagai ketua DPD I Golkar memang H. mohan memiliki kewajiban untuk memenangkan Golkar pada pilkada kali ini sebab sudah cukup lama golkar menjadi partai oposisi di NTB, akan tetapi H. Mohan harus berhitung dengan cermat dan tepat sebab melihat peluang di NTB 1 cukup kecil.
Peluang H. Mohan untuk menduduki kursi NTB 1 sangat kecil melihat dari elektabilitas beliau yang cukup jauh dari rival politiknya, sementara peluang untuk 2 periode menjadi walikota mataram cukup besar mengingat beliau adalah petahana yang tentu memiliki basis politik baik di masyarakat maupun mesin "birokrasi". Artinya H. Mohan Roliskana harus menangkap peluang besar untuk memimpin kota Mataram 2 periode.
2. H. Suhaili
H. Suhaili sebagai politisi senior tentu sudah memiliki pengalaman serta jejaring luas sampai ke NTB bagian timur, kemampuan politik beliau tidak diragukan lagi akan tetapi perlu di catat bahwa beliau berturut - turut kalah dalam kontestasi politik baik itu sebagai Gubernur 2018 silam saat berpasangan dengan HM. Amin dan juga kalah dalam perebutan ketu DPD I partai Golkar. Ini juga menjadi salah satu nilai yang mempengaruhi kekuatan beliau terutama kekuatan finansial dimana kekuatan finansial merupakan salah satu faktor utama dalam politik.
Kita tidak bisa meraba apakah abah uhel sapaan akrab mantan Bupati Lombok Tengah dua periode itu masih memiliki kekuatan finansial atau tidak, akan tetapi terlihat dengan gerakannya sampai saat ini masih belum menunjukkan kekuatan itu. Ini terlihat beda ketika 2018 beliau begitu gencar dan masih menyambangi masyarakat sampai ke pelosok NTB.
Ini menjadi faktor pertimbangan juga untuk Golkar memberikan rekomendasi kepada H. Suhaili, menurut saya.
3. Hj. Indah Damayanti Putri
Sosok wanita tangguh dari ujung timur NTB ini memang sangat familiar mengingat beliau satu-satunya Bupati perempuan pertama di NTB yang menduduki kursi bupati bima 2 periode. Selain memiliki kharisma dan aura kepemimpinan beliau juga memiliki kemampuan politik yang luar biasa. Ini dibuktikan dengan beliau mampu menduduki kursi Bupati Bima 2 periode dan juga sebagai ketua DPD II Golkar.
Selain itu beliau merupakan sosok ibu dan kakak bagi anak-anak dan keluarganya. Beliau mampu mengantarkan anaknya M. Putra Ferryandi 2 kali menduduki jabatan sebagai ketua DPRD kabupaten Bima serta memenangkan adik kandungnya sebagai DPRD kabupaten Bima dapil Sape-Lambu. Tidak berhenti sampai di situ Dae Dinda sapaannya juga mampu mempertahankan Golkar menjadi partai penguasa di kabupaten Bima berturut-turut.
Akan tetapi 2024 ini beliau akan mengakhiri masa jabatannya sebagai bupati Bima sebab sudah memimpin 2 periode. Kabar yang terdengar Golkar kabupaten Bima hanya merekomendasikan 1 orang bakal calon bupati 2024-2029 yaitu M. Putra Ferryandi dimana ia adalah anak kandung beliau, artinya dalam pilkada kali ini akankah Umi Dinda akan maju?
Mengingat konsentrasi politik akan terpecah, finansial juga akan dibutuhkan banyak dan yang terakhir faktor elektabilitas Umi Dinda yang memang cukup jauh dari yang diharapkan. Tentu pihak Golkar dan kesultanan Bima tidak ingin konsentrasi terpecah dan saya cukup yakin Dae Dinda tidak akan maju.
Lalu siapakah yang akan di rekomendasikan oleh partai Golkar, akankah kali ini Golkar menunjuk calon di luar kadernya?
H. Lalu Gita Aryadi Calon Kuat Golkar
Beberapa hari terakhir beredar berita dan foto H. Lalu Gita Aryadi yang hadir pada undangan DPP Golkar apakah ini sebuah signal bahwa Golkar telah menyiapkan calon non kader untuk maju dalam pilkada NTB?
Melihat elektabilitas Miq Gita tentu bukan tidak mungkin Golkar tidak memberi kepercayaan kepadanya. 12,5% Elektabilitas yang dimiliki Miq Gita yang dirilis oleh Poltracking sudah menjadi modal besar bagi miq Gita mengiat beliau juga adalah PJ Gubernur saat ini dan juga memiliki berbagai pengalaman birokrasi.
Semua itu patut dipertimbangkan oleh Golkar entah siapapun pasangannya nanti. Akan tetapi keputusan semuanya ada pada internal Golkar baik di tingkat kabupaten kota, Provinsi maupun Pusat.
Inilah dinamika Golkar yang memang dari dulu menjadi partai tertua dan mampu eksis menjadi partai yang melahirkan kader-kader terbaik di Indonesia pada umumnya. Patut kita tunggu siapa yang akan mendapatkan mandat Golkar dari hasil dinamika ini.
Salam damai dari
Ujung timur NTB
Syah Ardi
Komentar0