Sejumlah pihak meminta Lalu Muhammad Iqbal sebaiknya berikhtiar menjadi Menteri Ketimbang Kepala Daerah. Saran dan dukungan ini muncul dari sejumlah tokoh pemuda hingga warga biasa. Beragam alasan dikemukakan oleh warga ini mulai dari kapasitas Iqbal hingga rekor sebagai tokoh NTB.
Ahdar Arya Suta tokoh pemuda Lombok Timur Bagian Utara menilai sosok Iqbal diharapkan jadi Menteri saja mengingat kedekatannya dengan penguasa serta kapasitasnya yang mumpuni sebagai diplomat.
"Saya kira "habitat" nya (Lalu Iqbal red.) itu di level Nasional dan sudah waktunya beliau naik kelas ke level Menteri" ungkap Ahdar.
Penggagas pemekaran wilayah Kabupaten Selaparang ini mengaku tidak mengenal sosok Lalu Iqbal secara pribadi. Akan tetapi kiprahnya di Kementerian Luar Negeri terutama saat menjadi Deputi perlindungan TKI membuat Ahdar terkesan.
Seorang Tokoh Masyarakat Aik Bukak Lalu Sopian Hadi juga menyuarakan hal serupa lewat media ini. Menurutnya Lalu Iqbal lebih dekat untuk memecahkan rekor sebagai orang NTB pertama yang masuk kabinet atau Menteri asal NTB.
"Seharusnya Lalu Iqbal tidak memilih menjadi ikan besar di kolam yang kecil," terangnya memberi perumpamaan kepada matanusantara.com, Rabu (27/4/2024).
Lalu Sopian menyayangkan Langkah Lalu Iqbal yang memilih sebagai calon kepala Daerah dan melewatkan kesempatan menjadi Menteri.
Terpisah, Lalu Iqbal menanggapi komentar dan saran tokoh dan warga yang mendorong dirinya lebih baik berikhtiar menjadi Menteri Ketimbang calon Kepala Daerah.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Turki ini kerap mendapat pertanyaan serupa ketika berkujung ke beberapa tempat Di NTB.
"Pertanyaan itu ditanyakan semua orang, termasuk oleh Ibu Menlu Retno sendiri ke saya. Jawabnya singkat, ini bukan masalah jabatan atau posisi sehingga tidak bisa dipahami dengan logika jabatan. Ini masalah panggilan jiwa. Pada prinsipnya niat baik harus disegerakan." Tegas putra Lombok Tengah ini.
Ditegaskan kembali olehnya jika, keputusannya untuk maju sebagai calon kepala Daerah ini sudah melalui pertimbangan dan pemikiran yang panjang.
"Saya sudah di puncak karir dan keluarga saya sudah berada di comfort zone( Zona Nyaman red.) Pensiun masih 14 tahun lagi. Saya percaya pada niat baik saya, karena itu saya dan keluarga saya memilih sendiri pengorbanan ini," pungkasnya yakin.(red)
Komentar0