Ketua Yayasan Pondok Pesantren Darul Hikmah Narmada atau yang terkenal dengan sebutan Pondok Naga TGH Khalilurrahman menilai Mantan Dubes Indonesia untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal tak mampu memanfaatkan momen sebagai Dubes maupun Jubir Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sehingga dianggap kurang populer di NTB.
"Maksud saya kurang bisa mencuri perhatian publik dengan posisinya itu," terangnya.
Dikatakan, kehadiran Lalu Iqbal bukan merupakan hal baru dalam khazanah perpolitikan NTB. Beberapa nama besar dari Jakarta pernah meramaikan seperti M. Farouq Muahammad dan Mamik Cuk Sudarmadji.
"Lalu Iqbal adalah generasi muda, millenial, kelahiran 70-an yang jika bertarung, peluang kalah dan menang adalah sama," ungkap pria yang biasa dikenal dengan sebutan Tuan Guru Joglo di lingkungan alumni Jogja-Lombok(Joglo) kepada matanusantara.com, Rabu (27/4/2024).
Ia bahkan menyebut Lalu Iqbal terlalu polos untuk sekelas tokoh NTB yang menasional.
"Polos banget kalau tujuannya untuk personal branding. Terlihat dari balihonya yang bilang "BOLEH KENALAN? KENALAN YUK?" Katanya.
Dibandingkan Garis politik dan garis karir, ia mengatakan Lalu Iqbal lebih berpeluang mengejar karir di Kemenlu. Karena jabatannya sebagai Jubir dan mantan Dubes membuka peluang untuk menjadi Menteri Luar Negeri.
"Sepanjang yang kami ketahui, di Kemenlu, Menterinya adalah bersifat karir. Sekalipun Menteri adalah hak prerogratif Presiden. Selama ini sistem rekruitmen calon Menteri agak tertutup, karena hanya orang Kemenlu yang lebih berhak menjadi Menteri," ujar dia.
Ia akan merasa bangga luar biasa apalagi bagi masyarakat NTB dan Lombok secara khusus, karena belum pernah ada Menteri kelahiran Lombok alias Sasak tulen.
Bagaimana jika Lalu Iqbal tetap memaksakan diri untuk maju?
Ia menyarankan agar Lalu Iqbal segera melakukan pendekatan kepada tokoh politik karena ia bukan orang partai. Kemudia melakukan operasi pencitraan yang masif melalui kegiatan sosial dan media sosial karena waktu semakin pendek. Apalagi imbuh Tuan Guru Milenial ini menyebut Lalu Iqbal adalah bagian dari keluarga besar Gontor sebagai alumni PP Assalam Solo yang merupakan pondok alumni Gontor.
"Ia juga harus mengembangkan jaringan ikatan-ikatan kealumnian sekolah maupun teman kuliah. Terpenting adalah Ya dana ya dana dana," cetusnya tersenyum.
"Kalaupun nantinya kalah, Lalu Iqbal tak perlu berkecil hati. Banyak jalan untuk mengabdi kepada masyarakat NTB sebagaimana taglinenya itu," tandasnya seraya memberi masukan agar Lalu Iqbal membentuk serikat imigran terutama untuk alumni Pekerja Migran Indonesia (PMI) Malaysia seperti mengembangkan kebun plasma sawit di daerah selatan yang sama iklimnya, sebagai unit usaha ataupun lokasi pelatihan calon TKI.
Sementara itu, Agus Marta yang juga merupakan sesepuh Alumni Jogja-Lombok mengatakan bahwa di setiap momentum politik akbar sekelas Pilkada Gubernur dituntut agar setiap calon yang ingin terlibat/ikut serta untuk mampu membaca dan menangkap sinyal alam politik itu sendiri. Termasuk dinamika Sosio politik untuk dijadikan otokritik bagaimana memahami situasi dan kemampuan untuk menerima serta menyelaminya sebagai masukan atau bisa juga sebagai evaluasi.
"Untuk Lalu Iqbal yang memang tidak dibesarkan secara penuh di NTB khususnya Pulau Lombok perlu lebih ekstra keras untuk berjuang dan bergerak memperkenalkan diri menawarkan dan menunjukan ide dan konsepnya," paparnya.
Yang terpenting sambung Agus adalah Lalu Iqbal tak boleh dulu merasa hebat dan besar. Yang penting mau merangkul dan memeluk semua pihak tanpa sekat dan pembatas. Termasuk sebagai figur yang juga tergabung di dalam Joglo (Alumni Jogja Lombok), bahwa potensi Joglo tidak bisa dianggap remeh atau lemah dalam dukungan.
"Karena Joglo terdiri dari bebagai latar belakang keilmuan dan gerakan serta jaringan luas pasti juga kuat dalam mendukung calon untuk pemenangan pada Pilgub NTB mendatang," tandasnya berharap apa yang disampaikan TGH. Khalil merupakan colekan tipis kepada Lalu Iqbal bahwa keluarga besarnya di Joglo tak dilupakan atau diabaikan.
Terpisah, Lalu Muhammad Iqbal mengucapkan terima kasih atas komentar, saran dan masukan dari para sesepuh Joglo itu.
"Senang saya dengan komentar beliau-beliau itu. Saya tahu itu ekspresi perhatian beliau kepada saya. Insya allah kita mulai dengan "Bismillah"," ucapnya mengapresiasi.(red)
Komentar0