Juru Bicara Kementerian Luar Negri (Kemenlu) Dr H Lalu Muhammad Iqbal yang kerap disebut ‘cine selam’ atau orang Islam dengan mata sipit mirip orang cina oleh emak-emak jamaah pengajian ini merupakan putra asli Suku Sasak yang lahir di Praya, Lombok Tengah.
Tekad dan ketekunan membawa pria yang akrab disapa Dubes Lalu Iqbal ini tumbuh berbeda dari anak-anak pada umumnya. Ia menjadi remaja yang fi-sabilillah pada tiap langkahnya.
Hingga pendidikan dan segudang prestasinya telah membawa Iqbal sapaannya mencapai puncak karirnya sebagai Duta Besar Indonesia untuk Turki.
Dalam lawatannya di Lombok Timur, Lalu Iqbal menyampaikan bila jabatan sektoral sebagai duta besar sudah cukup membuatnya puas. Bahkan, ia sanggup menuntaskan tugas dengan baik.
Secara struktural birokrasi, sebagai pejabat eselon 1 merupakan jabatan paling tinggi di Indonesia. Sehingga, tuntutan hati kini membawanya untuk pulang kampung.
Lalu Iqbal yang juga merupakan anggota Joglo (Alumni Jogja-Lombok) itu kini ingin membangun Provinsi NTB. Memberi sumbangsih bagi tanah kelahiran, tempat ia tumbuh.
Dari kacamata Lalu Iqbal, Provinsi NTB jika dibandingkan dengan banyak daerah di sejumlah negara yang pernah ia kunjungi selama menjadi sebagaj pejabat Kementrian Luar Negeri, daerah yang dulu dikenal sebagai Sunda Kecil ini merupakan surga di bumi.
Menurutnya, dengan kekayaan sumberdaya alam, letak geografis serta ketinggian daratannya yang memungkinkan semua jenis tumbuhan dapat hidup di NTB seharusnya telah menjadikan NTB daerah yang kaya seperti kota-kota di eropa.
Kegelisahan tersebut disampaikan Dubes Iqbal pada kunjungannya ke salah satu Pondok Pesantren di Lombok Timur.
Lalu Iqbal pun saat ini mengaku banyak mendapat dorongan serta dukungan dari tokoh adat dan para tuan guru di Pulau Lombok untuk pulang ke NTB.
Salah seorang Mudir Ma’had Pondok Pesantren Darussalam Banjar Manis Anjani Lombok Timur TGH Abdul Maat Mukmin menyampaikan harapan agar NTB dipimpin oleh santri.
“NTB harus dipimpin oleh santri, oleh putra Sasak yang memiliki wawasan internasional. Dan kriteria tersebut saya rasa sudah dimiliki oleh Mamiq Iqbal,” katanya, Rabu (6/11/2023).
Ia juga menyampaikan bahwa pemimpin yang berasal dari santri memiliki kepekaan yang lebih tinggi kepada pondok pesantren, khususnya kepada anak-anak santri yang ingin seperti Dubes Iqbal kedepannya.(red)
Komentar0