Instalasi Gizi RSUD Provinsi NTB menggelar penyuluhan stunting dengan tema "Cegah Stunting dengan Protein Hewani" bertempat di klinik anak RSUD Provinsi NTB, Rabu (25/1/2023). Acara yang dihadiri oleh anak-anak dan ibu menyusui ini dalam rangka menyambut Hari Gizi Nasional ke-63.
Stunting adalah kondisi anak yang mengalami kurang gizi kronis karena kurangnya asupan gizi berupa buah-buahan, sayur-sayuran, dan protein.
Berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2018, Indonesia merupakan negara dengan angka stunting tertinggi ke-2 di kawasan Asia Tenggara.
Sedangkan stunting di Nusa Tenggara Barat (NTB) menurut Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021 berada posisi ke-4 tertinggi nasional pada kasus balita stunting dengan angka 31,4 persen.
Kepala Instalasi Gizi RSUD Provinsi NTB Siti Utami Sulasty S.Gz mengatakan, salah satu cara mencegah stunting diantaranya dengan pemberian gizi cukup seimbang.
"Selama ini gizi seimbang itu belum banyak yang mengerti, artinya proteinnya seberapa banyak, tahun ini kita lebih menitikberatkan pada protein hewani," ujarnya.
Beberapa penelitian menunjukkan, asupan makanan yang diberikan ke anak sangat kurang protein hewaninya. Hal itu menjadi salah satu penyebabnya stunting sulit tidak bisa ditekan angkanya.
Melalui kegiatan penyuluhan ini, diharapan instalasi gizi RSUD Provinsi NTB bisa mencegah stunting sejak dini.
"Stunting itu 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) benar-benar masa emas karena setelah 1.000 HPK stunting itu tidak bisa lagi diulang. Di seribu hari pertama itu saraf-saraf otak dibentuk otot dan tulangnya. Lebih dari itu stunting bisa diperbaiki tetapi peluangnya kecil," ungkapnya.
Menurutnya, stunting tidak hanya masalah postur, lebih parah lagi kalau sudah stunting otomatis perkembangan otak terganggu dan organ-organ lainnya akan terganggu.(red)
Komentar0