Transformasi digital yang melaju kencang di Indonesia menyisakan beberapa persoalan, di antaranya belum semua kelompok masyarakat mendapatkan kesempatan edukasi literasi digital yang cukup. Kaum lanjut usia (lansia) yang merupakan salah satu kelompok rentan digital, seringkali menjadi korban disinformasi terkait tema kesehatan, finansial dan politik. Kolaborasi antar pihak untuk meningkatkan literasi digital kelompok lansia harus menjadi prioritas dalam upaya literasi digital di Indonesia.
Sehubungan dengan itu, Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) dan Pemerintah Kabupaten Wonosobo menandatangani Nota Kesepakatan (MoU) edukasi literasi digital bagi kelompok rentan, di dalamnya termasuk kelompok lansia, yang berlaku 5 (lima) tahun. Nota Kesepakatan ini ditandangani oleh Bupati Wonosobo H. Afif Nurhidayat, S.Ag dan Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho. Diharapkan Nota Kesepakatan ini menjadi katalis bagi percepatan sinergi pemangku kepentingan sehingga pengarusutamaan edukasi kepada lanjut usia di Kabupaten Wonosobo bisa terlaksana.
Dalam kesempatan ini, Bupati Wonosobo H. Afif Nurhidayat, S.Ag menyambut baik Nota Kesepakatan ini, dan berharap kerjasama ini semakin melindungi kalangan lanjut usia di Kabupaten Wonosobo. “Saya ajak semua elemen peduli dan menaruh perhatian lebih kepada kaum Lanjut usia, karena diera digital saat ini banyak dari mereka yang aktif sebagai pengguna media sosial. Tapi karena kurangnya literasi digital tidak sedikit lansia yang terjebak atau menjadi korban kejahatan lewat media sosial, seperti penipuan, terpapar berita bohong atau turut menyebarkan informasi yang salah tanpa adanya filter dan di bagikan ke teman sesama lansia,” ungkap Afif.
Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho, menyampaikan bahwa program Tular Nalar bagi Warga Lansia merupakan kerjasama erat antara Mafindo dan Google.org yang didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI yang akan berlangsung di 25 kota. “Wonosobo menjadi pilot, kota pertama yang menjadi kawah candradimuka untuk merumuskan strategi dan materi edukasi literasi digital bagi kalangan lansia. Kami berterima kasih kepada Bupati Wonosobo dan jajarannya yang sangat antusias bekerjasama dalam program Tular Nalar bagi Warga Lansia ini, semoga warga lansia di Kabupaten Wonosobo bisa segera tersentuh dengan edukasi literasi digital yang semakin penting di era media sosial ini,” jelas Septiaji.
Penandatanganan Nota Kesepakatan ini juga dihadiri oleh para tokoh masyarakat dan tokoh agama, serta perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang sekaligus mengikuti Diskusi Kelompok Terpumpun (FGD) tentang bagaimana strategi edukasi literasi digital bagi kelompok lansia yang difasilitasi oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonosobo. FGD ini dihadiri oleh Dr. KH Muchotob Hamzah MM (Ketua MUI Wonosobo), KH Ahmad Chaedar Idris (Ketua Ponpes Al Manshur Kauman), Dra Maya Rosida, M.M (Ketua GOW Wonosobo), Dyah Afif Nurhidayat, SSTP (Ketua TP PKK Kabupaten Wonosobo), Drs. Muchson, M.M. (Ketua Komunitas Pensiunan Depdagri), Drs Purwono Subagyo (Ketua PWRI Wonosobo), Pdt. Setiaji Wiratmoko S.Th (GKJ Wonosobo), Valentina Sutini (Pegiat Isu Ekonomi dan Perempuan), Jaswadi (Ketua Jakilun Wonosobo) serta perwakilan dari OPD di lingkungan Kabupaten Wonosobo.
Program Manager Tular Nalar bagi Warga Lansia, Santi Indra Astuti, menjelaskan bahwa FGD ini akan mengumpulkan informasi penting bagi penyusunan strategi dan materi edukasi bagi kalangan lansia, meliputi pengalaman lansia di ruang digital, pengalaman lansia terkait penipuan digital seperti pinjol ilegal, penipuan bermodus hadiah, juga pengalaman lansia terkait hoaks kesehatan dan politik. Selain itu dirumuskan cara pendekatan terbaik untuk melakukan edukasi kepada kelompok lansia. FGD ini difasilitasi oleh Dr. Novi Kurnia, M.Si (Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi UGM) dan Giri Lumakto (Kompasianer of The Year 2018).
Santi menjelaskan, “FGD ini diharapkan mampu menyajikan model edukasi literasi digital kepada kelompok lansia berdasar dari masukan para tokoh masyarakat, tokoh agama dan perwakilan dari OPD. Model ini yang kita harapkan bisa kemudian diadopsi oleh 24 kota lain di Indonesia dengan disesuaikan sesuai konteks lokalitas masing-masing. Kami berharap bahwa kegiatan ini mampu menyumbang kepada aktivasi literasi digital kepada kelompok lansia di Indonesia.”(red)
Komentar0