PT PLN (Persero) UIP Nusa Tenggara (Nusra) berhasil merampungkan 12 proyek Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan (PIK) senilai Rp1,79 Triliun sepanjang 2021. Proyek-proyek ini tersebar di dua provinsi, yakni NTB dan NTT. Capaian ini memperkuat keandalan sistem kelistrikan terlebih untuk mendukung pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang dicanangkan oleh pemerintah.
PLN UIP Nusa Tenggara juga terus berkomitmen dalam pengembangan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) sesuai dengan aspirasi transformasi PLN, Green, melalui penyelesaian perizinan pembangunan PLTP Mataloko (20 MW), PLTP Ulumbu 5 (20 MW), dan PLTP Atadei (10 MW) serta mendukung beroperasinya PLTP Sokoria (5 MW).
Adapun 12 (dua belas) infrastruktur yang masuk dalam Proyek PIK tersebut terdiri dari 6 (enam) proyek Gardu Induk dengan total kapasitas 260 MVA, 5 (lima) jaringan transmisi sepanjang 305,8 kms, dan 1 (satu) unit Pembangkit berkapasitas 10 MW.
General Manager PLN UIP Nusa Tenggara, Josua Simanungkalit, mengungkapkan bahwa seluruh proyek ini memiliki tujuan utama yang selaras dengan tujuan PLN secara korporat, yaitu peningkatan keandalan sistem kelistrikan, pendorong penggerak roda perekonomian masyarakat, pembangunan & industri; penurunan Biaya Pokok Penyediaan tenaga listrik; serta mendukung pemanfaatan EBT.
Langkah yang akan dilakukan dalam mendukung pemanfaatan EBT adalah segera mengeksekusi rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di NTT dengan menyelesaikan perizinan dan pembebasan lahan.
"Semua upaya tersebut tentunya untuk mewujudkan visi PLN menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan Nomor 1 Pilihan Pelanggan untuk Solusi Energi", jelas Josua.
Josua juga menuturkan, pengoperasian proyek-proyek strategis ini sangat berdampak besar pada sektor ekonomi, pariwisata dan investasi. Tak hanya itu, kehadiran infrastruktur kelistrikan ini juga mendukung sejumlah program pemerintah pada kawasan DPSP yang diagendakan memiliki event international berkelas dunia yang digelar pada kawasan tersebut.
"Pemerintah sudah mencanangkan 5 (lima) DPSP, dua diantaranya ada di Nusa Tenggara, yaitu Mandalika dan Labuan Bajo. PLN siap mengambil peran dengan menyediakan suplai energi listrik yang berkualitas," terang Josua.
Dalam penyelesaian pembangunan PIK, PLN UIP Nusa Tenggara sangat memperhatikan pemanfaatan produk-produk dalam negeri dalam menunjang Peningkatan Penjualan Produk Dalam Negeri. Saat ini, pencapaian nilai TKDN PLN UIP Nusa Tenggara adalah sebesar 51,35 %.
Tantangan dalam pelaksanaan pembangunan pun tidak bisa dipungkiri harus dihadapi PLN. Lokasi yang melintasi bentang alam Nusa Tenggara yang sangat menantang, akses tiap tapak tower yang mengharuskan melewati hutan dan wilayah terpencil, dan tantangan sosial yang mengharuskan interaksi tim PLN dengan berbagai macam kultur masyarakat dan local genius pada setiap wilayah yang ditemui itu menjadi catatan tersendiri. Namun, dengan Sumber Daya Manusia yang andal ditambah penggunaan teknologi yang mumpuni, koordinasi yang baik antar bagian, pengambilan keputusan yang cermat dan tepat sesuai kondisi, serta adanya dukungan stakeholder, sehingga membuat proyek tersebut berhasil selesai dengan aman.
Josua juga menjelaskan meski dalam kondisi pandemi, PLN tetap melakukan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dan ini menjadi salah satu modal utama untuk pemulihan ekonomi daerah.
"Tidak dapat dipungkiri, sejumlah proyek sempat diterpa berbagai masalah yang muncul dari banyak faktor, namun PLN tetap berkomitmen menyelesaikan tugas pembangunan proyek yang selaras dengan nawacita pemerintah," ujar Josua.
PLN UIP Nusra juga berhasil mengoperasikan Gas Insulated Switchgear pertama di NTB. Selain itu, pada semester 1 tahun 2022, PLN UIP Nusra juga berkomitmen menuntaskan looping Sistem Kelistrikan Pulau Lombok, di mana saat ini masih tersisa jalur Saluran Udara Tegangan Tinggi switching Mataram ke arah Tanjung yang belum tersambung.
Untuk Sistem Kelistrikan Pulau Sumbawa, jalur tol listrik yang terhubung dari Taliwang sampai dengan Sape rencananya akan sepenuhnya tersambung pada akhir tahun 2021. Saat ini SUTT 150 kV Bima – Sape sudah dilakukan energize.
“Tentunya dengan semangat energi optimisme dari seluruh elemen, kerja keras dan kerja cerdas segenap unsur yang terlibat, dukungan dari pemerintah daerah, aparat kepolisian, TNI, Kejaksaan, dan seluruh stakeholder terkait. Capaian kami untuk menerangi negeri di tahun 2021 ini dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat dan pelanggan PLN, serta turut mendukung roda perekonomian daerah, untuk Indonesia Terang, Indonesia Tangguh!,” pungkas Josua.
Daftar Proyek Strategis
Adapun 12 proyek strategis yang berhasil diselesaikan selama tahun 2021 ini antara lain:
Gardu Induk
1. GIS 150 kV Lombok Peaker;
2. GI 150 kV Mataram (2 x 60 MVA);
3. GI 70 kV Borong 30 MVA;
4. GI 70 kV Aesesa 30 MVA;
5. GI 150 kV Tenau 60 MVA;
6. GI 70 kV Sape 20 MVA;
Transmisi
1. SKTT 150 kV GIS Peaker - Switching Mataram: 9,24 kms;
2. SUTT 150 kV Mataram Incomer: 25,89 kms;
3. SUTT 150 kV Bima – Sape Line 1: 31,24 kms;
4. SUTT 150 kV Bolok – Tenau: 19,42 kms;
5. SUTT 70 kV Bajawa – Ropa: 220,02 kms;
Pembangkit
1. PLTMGU Lombok Peaker Blok 3 Combine Cycle 10 MW.(red)
Komentar0