Mataram, - Pada acara dialog interaktif virtual yang digelar ESPE Sydicate pada hari Kamis (22/7/2021), Sekda NTB HL Gita Ariadi menjelaskan sejumlah langkah yang sudah diambil oleh pemerintah Provinsi NTB dalam pemberlakuan PPKM guna memutus penyebaran Covid-19. Saat ini kata Gita, sudah mulai disiapkan upaya menggairahkan NTB dengan Nurut Tatanan Baru. Pemerintah sedang memadukan bagaimana gas diinjak dan rem dilepas. Atau sebaliknya, gas dilepas dan rem diinjak.
Ditegaskan mantan Kepala Dinas Pariwisata NTB ini, saat ini pemerintah memprioritaskan penanganan kesehatan dan penyelawatan jiwa masyarakat. Tapi, di sisi lain, pemerintah juga ingin agar masyarakat dan seluruh pelaku ekonomi dapat tetap produktif.
Dari sisi regulasi, pemerintah telah menyiapkan berbagai kebijakan dan aturan. Mulai dari terbitnya Surat Edaran di tingkat kepala daerah. Sampai juga ada instruksi dari para menteri yang menjadi acuan.
Pemerintah juga saat ini terus memberikan berbagai upaya dan stimulus untuk membantu masyarakat. Yang terbaru misalnya bagaimana upaya Gubernur NTB H Zulkieflimansyah mengambil inisiatif dengan menyerap beras lokal dari petani. Yang kemudian beras itu menjadi bagian dari komponen tujangan kepada para pegawai sehingga mereka tidak hanya menerima tunjangan dalam bentuk uang semata.
Langkah ini kata Gita untuk menggerakkan ekonomi masyarakat di tingkat bawah. Sehingga ekonomi masyarakat kecil tetap berdenyut.
Sedangkan dari sisi penanganan kesehatan, Gita menyebut, bahwa rumah isolasi akan disiapkan sebagai tempat penanganan mereka yang terinfeksi Covid-19 tapi tanpa gejala. Bansos juga mulai dicairkan untuk menggairahkan ekonomi. Ada Bansos Tunai dari Kemensos untuk masyarakat di daerah yang memberlakukan PPKM Darurat. Ada pula penyaluran bantuan sembako kepada masyarakat yang sudah dilakukan dalam dua hari terakhir. Bantuan beras juga sedang disiapkan Bulog NTB. Total ada 5.200 ton Cadangan Beras Pemerintah yang siap disalurkan.
“Kita butuh saling pengertian. Tapi di sisi lain, kita harus sama-sama tegakkan protokol kesehatan,” katanya.
Sementara itu, Ketua PW NU NTB Prof H Masnun Thahir menekankan pentingnya masyarakat NTB mendapatkan suasana harmoni. Jangan ada keributan-keributan yang tidak perlu dan menguras energi. Masyarakat harus dibuat banyak tersenyum.
Secara khusus, Prof Masnun menyoroti sejumlah pihak yang kini justru dengan bangga mengemukakan bagaimana mereka menolak vaksin. Bahkan mengajak pula masyarakat yang lain untuk melakukan penolakan serupa.
Adalah menjadi hak mereka untuk menolak vaksin. Namun, sertidaknya, jika mereka menolak vaksin, harusnya mereka juga tidak menolak vaksin sosial. Apa itu vaksin sosial? Yaitu menerapkan protokol kesehatan. Menjaga jarak. Tidak berkerumun.
“Kita manusia berikhtiar dan berdoa. Kalau manusia angkat tangan, maka Alloh yang akan turun tangan,” tandasnya.
Acara ini menghadirkan sejumlah pemangku kepentingan. Antara lain Wakil Ketua Satgas Penanganan Covid-19 NTB HL Gita Ariadi yang juga Sekretaris Daerah NTB. Lalu Kepala Dinas Koperasi dan UMKM NTB H Wirajaya Kusuma. Ketua KADIN NTB H Faurani. Ketua PW NU NTB Prof H Masnun Thahir dan Pengamat Ekonomi Firmansyah. Ikut bergabung dalam diskusi berbagai pemangku kepentingan dari beragam profesi.(r)
Komentar0