Mataram, - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengumumkan sebanyak 3.140 orang Calon Guru Penggerak dari 74 Kabupaten/Kota di 22 Provinsi, dan 576 Pengajar Praktik serta 232 Fasilitator angkatan kedua telah lolos seleksi.
"Melalui program ini kita menjadi pengukir sejarah dan transformasi mutu pendidikan. Mari bersama menjadi bagian transformasi pendidikan Indonesia," kata Mendikbud Nadiem Makarim saat membuka secara resmi program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan kedua secara virtual, Selasa, (13/4/2021).
Calon Guru Penggerak memperoleh pelatihan terkait pembelajaran yang berpihak pada murid hingga cara pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Harapannya, para guru penggerak bisa menjadi agen transformasi pendidikan.
“Guru penggerak adalah ujung tombak transformasi pendidikan Indonesia. Mereka mendorong tumbuh kembang murid secara holistik untuk memenuhi profil Pelajar Pancasila,” katanya.
Dikatakannya, bahwa terobosan merdeka belajar dihadirkan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia . Untuk mencapai visi tersebut kita harus menstranformasi sejumlah pilar yang mengokohkan ekosistem pendidikan Indonesia . Salah satu pilar tersebut adalah kepemimpinan guru. Melalui program ini, ia berharap terlahir guru-guru penggerak yang mampu menciptakan pembelajaran dan mempengaruhi guru-guru lain untuk bisa menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid. Bukan berpusat pada administasi.
“Program ini melalui pelatihan dan pendampingan yang berfokus kepada kepemimpinan. Calon guru penggerak terlibat aktif dalam mengembangkan dirinya dan guru lain untuk mengimplentasikan pembelajaran yang berfokus pada murid," katanya seraya mengatakan guru Pengerak menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan. Guru penggerak akan menjadi kepala sekolah, pengawas.
“Saya memberikan apresiasi kepada guru yang lulus seleksi, mereka tercatat dalam sejarah agen transformasi pendidikan,” katanya seraya mengatakan bahwa pelatihan sealma sembilan bulan kedepan bukan akhir perjuangan, tapi setelah pelatihan program ini menjadi awal perjuangan untuk transformasi pendidikan.
Semenatara itu, dalam laporannya Direktur P3GTK Dr. Praptono mengatakan bahwa program pendidikan guru penggerak adalah program episode kelima dari kebijakan merdeka belajar. Program ini menjadi program prioritas Nasional dalam rangka untuk mewujdukan pemimpin-pemimpin pembelajaran kedepan yang akan untuk bersatu padu untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Tujuan program ini adalah dalam rangka untuk memberikan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan paedagogik kepada guru sehingga mampu menggerakkan komunitas belajar.
“Program ini juga dimaksudkan untuk memunculkan rasa nyaman, aman, dan bahagia pada peserta didik yang ditunjukkan dengan melalui sikap dan emosi positif pada satuan pendidikan, bersikap postif pada proses akademik dan merasa senang mengikuti pada satuan-satuan pendidikan, terbebas dari perasaan cemas, terbebas dari keluhan fisik satuan pendidikan," katanya.
Program ini, lanjutnya telah dirancang dengan sangat baik dengan mengedepan pada empat pilar pendidikan guru penggerak yaitu kepemimpinan pembelajaran, pembelajaran berdrepresiansi, pembelajaran sosial dan emosional serta komunitas praktik. Keempat pilar inilah yang selanjutnya dijabarkan dalam rumusan kompetensi dan indikator materi pendidikan, sekanario pelaksanaan pembelajaran dan penilaian.
Calon guru penggerak angkatan ke dua sebanyak 2.800 yang telah dinyatakan lulus dari 17.001 pendaftar, dan sebanyak 340 calon guru penggerak hasil seleksi angkatan kesatu, sehingga totalnya sebanyak 3.140 peserta, sebanyak 576 orang pengajar pratik, dari hasil seleksi 9.356 pendaftar, 232 orang fasilitator, dari hasil seleksi 971 pendaftar. Progam ini akan dimulai hari ini, dan akan selesai Desember mendatang ,akan menuntaskan empat modul.
Sementara itu, Direktur Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Iwan Syahril mengatakan bahwa proses seleksi program ini tidak mudah, dan butuh perjuangan. Menyiapkan berbagai dokumen administrasi, mengisi essay, simulasi mengajar, dan wawancara. Dari pertemuan dengan calon guru penggerak angkatan pertama di berbagai kabupaten/kota dan provinsi terlihat dan tergambar melalui program ini ada sebuah nyala baru dalam jiwa guru , ada tujun dan harapan baru yaitu memerdekakan siswa . Program guru penggerak ini bertujuan ingin menghidupkan kembali cita-cita dan pemikiran Ki Hadjar Dewantara di ruang-ruang kelas, serta membangun eskosistem sistem pendidikan Indonesia yang merdeka belajar dan selalu berpihak pada murid.
“Berpihak pada murid inilah yang harus menjadi point pertama oreantasi setiap pendidik dan pemangku kepentingan pendidikan. Pendidikan adalah tempat persemian benih-benih kebudayaan . Pendidikan dan kebudayaan adalah dua hal sangat erat kaitannya, “katanya.
Menurutnya, pekerjaan kita di dunia pendidikan adalah sebuah upaya untuk membangun peradaban, bukan hanya sekedar kurikulum asessmen. Kita ingin berkolabrasi melahirkan masa depan, melahirkan generasi pembaharu yang akan menjawab panggilan dan tantangan zaman, masa kini maupun masa yang akan datang.
“Peran pendidikan sangat penting seperti yang diamanatkan bapak pendidikan Ki Hadjar Dewantara Setiap pendidik itu haruslah bebas dari segala ikatan, suci hati mendekati sang anak, tidak meminta sesuatu hak , namununtuk berhamba kepada sang anak,” katanya.
Melalui program ini, lanjutnya pihaknya ingin melahirkan pemimpin –pemimpin pendidikan di masa depan yang berpusat kepada murid yang memandang anak dengan rasa hormat. Melalui program ini juga pihaknya mendorong tumbuh kembang anak secara holistik.
“Guru harus menumbuhkan murd-murid yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong, dan berkebhinekaan globa,” katanya seraya mengatakan bahwa pihaknya ingin menghasilkan pemimpin pendidikan yang mampu mencontohkan bagaimana mengajar secara kreatif, dan bisa menjadi pelatih dan, mentor guru-guru yang lain, teman sejawatnya, dan bersemangat membangikan ilmunya kepada guru yang lain.
Salah seorang calon guru penggerak angkatan 2 dari Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Sahman menyambut baik program ini. Program pendidikan guru penggerak ini dinilai sebagai program visioner yang mampu membuka cakrawala guru dalam proses pembelajaran yang berpusat pada murid. Ia mengaku bahwa dalam rangkaian seleksi program ini sangat ketat.
"Saya tidak menyangka bisa lulus seleksi. Melalui program ini wawasan dan ilmu pengetahuan saya bertambah," katanya seraya berharap program ini terus berkesinambungan atau berkelanjutan.(r)
Komentar0