Riyadh, – Mengawali kunjungan ke wilayah Timur Tengah akhir September 2019, Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito beserta jajaran melakukan pertemuan kehormatan di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh, Minggu sore (29/09). Kepala Badan POM didampingi Kepala Biro Kerja Sama, Direktur Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru, Direktur Standardisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif, serta Kepala Balai Besar POM di Surabaya melaksanakan courtesy call dengan Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) di Riyadh, Agus Maftuh Abegebriel.
Kepala Badan POM menyampaikan ungkapan terima kasihnya atas kerja sama dan komunikasi yang baik antara Badan POM dengan KBRI. Kepala Badan POM juga menjelaskan bahwa Badan POM akan melakukan beberapa kegiatan dalam kunjungan kerjanya. Yang pertama memenuhi undangan Saudi Food dan Drug Administration (SFDA) untuk menghadiri Konferensi dan Pameran Tahunan SFDA sebagai tamu kehormatan karena tahun *2018* kemarin Badan POM telah menginisiasi Pertemuan Pertama Kepala Regulatori Obat Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dimana SFDA menjadi salah satu vice chair.
“Selain itu, kami juga akan berdiskusi dengan SFDA untuk menyelesaikan MoU tentang Obat dan Makanan agar lebih banyak lagi produk Obat dan Makanan Indonesia masuk ke Arab Saudi,” ungkap Kepala Badan POM. “Selanjutnya kami akan menyelenggarakan pelatihan/capacity building kepada otoritas regulatori Palestina dan Yordania dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS),” lanjutnya.
Kepala Badan POM *juga* menyampaikan bahwa kapasitas Badan POM sebagai National Regulatory Authority (NRA) yang diakui dunia. “Indonesia melalui Badan POM telah menjadi anggota Pharmaceutical Inspection Co-operation Scheme (PIC/s) sejak 2012,” jelasnya. Terkait hal ini, Yordania telah meminta *dukungan* Badan POM untuk membimbing mereka agar dapat menjadi anggota PIC/s tersebut.
Duta Besar RI di Riyadh menyambut baik kehadiran Badan POM di Arab Saudi. Agus Maftuh menyampaikan bahwa terdapat potensi ekspor yang sebenarnya dapat dimanfaatkan Indonesia di Arab Saudi. “Ada potensi ekonomi yang bisa dimanfaatkan, namun sampai sekarang belum bisa berjalan optimal,” ujarnya. “Arab Saudi telah membuka peluang produk Indonesia untuk masuk Arab Saudi. Hal ini harus kita manfaatkan dengan baik, kira-kira produk yang sesuai untuk diekspor ke Arab Saudi,” lanjutnya. Mudah-mudahan dalam pertemuan dengan SFDA nanti, Badan POM dapat berdiskusi terkait hal ini, termasuk tentang standar yang harus dipenuhi agar produk Indonesia diterima di Arab Saudi.(red)
Komentar0