LOMBOK BARAT, - Dugaan kecurangan pemilu legislatif (pileg) di wilayah Sekotong merebak. Caleg DPRD dari Partai Gerindra Dapil Lobar-KLU Nauvar Furqoni Farinduan menuding perolehan suaranya mendadak hilang di sejumlah TPS di Sekotong saat rekapitulasi suara dilaksanakan di tingkat kecamatan. Demikian disampaikan melalui rilis yang diterima Matanusantara.com, Jumat (26/4).
“Kami punya saksi dan bukti, berikut dokumentasi di tingkat PPS adanya kecurangan-kecurangan yang cukup masif dan signifikan di kecamatan ini,” kata Farin, sapaannya.
Caleg nomor urut empat ini memastikan dirinya tak segan menempuh jalur hukum. Jika dugaan permukafatan jahat itu benar terjadi antara panwas dan PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) Sekotong. Termasuk jika hasil pleno rekapitulasi di kecamatan tidak sama dengan dengan yang ada di PPS (panitia pemungutan suara).
“Kami akan kawal suara yang merupakan amanah rakyat dan akan ungkap siapa saja dalang yang berada di balik pemufakatan jahat ini,” tegasnya.
Mantan cabup Lobar ini mengaku suaranya hilang sekitar 300 suara di beberapa TPS di sejumlah desa di Sekotong. Ini diketahui pihaknya setelah proses rekapitulasi di tingkat kecamatan. Protes juga sempat disuarakan saksi dan timnya saat pleno. Namun tidak diindahkan pihak PPK dan panwas.
“Justru saksi kami sempat diusir dan diintimidasi (pihak PPK),“ tuding Farin.
Melihat fakta-fakta di lapangan, Farin mengimbau PPK dan panwas berhati-berhati dalam menetapkan hasil rekapitulasi tingkat kecamatan.
Dia juga mendesak agar tong penghitungan suara dibuka ulang jika ada selisih atau perbedaan suara di tingkat PPS dan kecamatan.
Terpisah, Ketua PPK Sekotong Halil Munawar membantah adanya protes yang dilayangkan caleg terhadap pleno rekapitulasi suara di kecamatan. Bahkan sebagian parpol menurutnya hadir saat pleno digelar.
“Sementara ini tidak ada (protes) yang ke saya,“ kata Halil.
Dia menyebut saat ini pihaknya baru menyelesaikan tahapan pembacaan perolehan suara di TPS. Halil justru kaget ketika adanya tudingan ratusan suara caleg hilang saat penghitungan di kecamatan.
“Gak pernah yang ada komplain seperti itu (suara hilang) ke kami bagaimana kami bisa komentarinya,“ tutupnya.(rls)
Komentar0