Mataram, - Sejumlah Pengusaha Stasiun Pengisian Bulk elpiji (SPBE) di Pulau Lombok, NTB menyesalkan keterlambatan Pertamina dalam melakukan pembayaran transport fee dan feeling fee yang merupakan hak pengusaha. Padahal, mereka mengklaim telah bekerja profesional, serta telah menjalankan SOP yang ditentukan oleh pihak Pertamina.
Pemilik SPPBE PT. Dinamika Utama Karya yang berlokasi di Kabupaten Lombok Utara (KLU) H. Bambang Muntoyo (BM) mengatakan, tertunggaknya pembayaran transport fee dan feeling fee sangat meresahkan para pengusaha. Lantaran dua pembayaran tersebut merupakan biaya operasional yang sangat dinantikan pengusaha guna membayar sejumlah kewajiban. Diantaranya, pembayaran gaji pegawai, serta menambal biaya tetap lainnya.
"Aduh keterlaluan, disaat kami dituntut bekerja sesuai SOP, tapi disaat itu, pelayanan pembayaran oleh Pertamina selalu terlambat dan menunggak berulang kali," ujar Bambang di Mataram, Jumat (22/2).
Ketua Pemuda Pancasila Kota Mataram ini mengaku, telah menginformasikan tertunggaknya pembayaran itu pada Dirut Pertamina serta Anggota Komisi VII DPR RI yang membidangi Energi, Pertambangan dan Sumberdaya Minerba, Dr. Kurtubi. Namun sayangnya, keluhan para pengusaha itu belum juga direspon hingga kini.
"Wajarlah kita suarakan ini di media karena memang ini faktanya. Karena, jika ada kesalahan sedikit, para pengusaha langsung ditegur, bahkan
jatah LPG 20 ton sehari (troput)
kami dikurangi," tegas Bambang.
jatah LPG 20 ton sehari (troput)
kami dikurangi," tegas Bambang.
Ia menjelaskan, tagihan pembayaran transport fee dan feeling fee yang belum dibayarkan Pertamina dimulai sejak Desember tahun 2018 hingga kini.
Selain itu, kata Bambang, praktik penunggakan juga terjadi beberapa kali. Bahkan, sampai pernah tiga bulan belum sama sekali dibayarkan.
"Setiap kami tanya, ada saja jawaban yang tidak rasional, alasan berkas tagihan hilang dan alasan lainnya. Sementara, kami disini banyak faktor yang harus kami bayar setiap harinya," tandas Bambang.
"Kami sudah mengirimkan pesan Whatsapp langsung ke Ibu Dirut Pertamina agar kinerja pertamina diperbaiki, karena kasihan pengusaha SPPBE di NTB, selalu saja terulang begini setiap bulannya, bila perlu kami mohon ibu dirut segera mencopot pejabat pertamina yang tidak profesional baik ditingkat pusat maupun region-region lainnya," sambungnya.(red)
Komentar0