Mataram, - Kaburnya Dorfin Felix tersangka pengedar narkoba asal Prancis dari lantai dua ruang tahanan Direktorat Tahanan dan Barang Bukti (Dit. Tahti) Kepolisian Daerah (Polda) NTB merupakan aib bagi Kepolisian.
Demikian dikatakan Inspektur Pengawasan Daerah (Irwasda) Polda NTB Kombes Pol Drs Agus Salim saat konferensi pers dengan awak media di Mataram, Rabu (30/1).
Menanggapi isu aliran dana Rp10 Milyar ke kantung oknum kepolisian Polda NTB dari tersangka Dorfin, ia menampik sambil menceritakan yang sebenarnya. Dan Pihaknya juga masuk PPATK memastikan aliran dana 10 Milyar tersebut.
"Mudahan angka yang kalian bilang 10 (miliar) ketemu, tapi saya berharap enggak ketemu, memang ada aliran dana tapi tidak signifikan, pertama nilainya 7 juta Rupiah dan kedua 7,5 juta, dan uang itu digunakan untuk kepentingan tersangka untuk dibelikan hanphone dan TV, permasalahannya inilah yang dilanggar anggota tentang SOP pengamanan," terangnya.
Sementara itu oknum anggota Kepolisian Polda NTB berinisial TM saat ini dijerat pelanggaran kode etik dan gratifikasi UU tipikor.
"Tersangka sementara kita kenakan kode etik, artinya melanggar SOP tentang pengamanan tahanan. Prinsip dasar dari SOP tidak boleh berhubungan dengan tahanan, tapi dia berikan fasilitas HP, TV, selimut. Itulah yang menjadi pertanyaan kita," ungkap Agus.
Irwasda yang saat itu didampingi Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Made Suartana mengakui kelemahan anggotanya, yang menerima uang dari Dorfin untuk membelikan tersangka Dorfin HP dan TV.
"Apa yang terjadi dalam rutan hampir semua melanggar SOP, tidak boleh membawa selimut dikhawatirkan untuk bunuh diri, ternyata ketemu barang itu oleh anggota, malah anggota ditegur sama TM, katanya udah kasihan dianya nanti enggak bisa tidur," sesalnya menirukan ucapan TM.
Untuk diketahui Piket jaga tahanan saat Dorfin kabur itu ada mpat orang, namun pada hari H saat kaburnya Dorfin dua orang tidak hadir.
"Dan saat ini sedang dicek apakah bener penjaga yang dua itu sakit," pungkasnya.
Terpisah, Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Komang Suartana sekali lagi menegaskan tentang keberadaan Dorfin.
"Dugaan kami Dorfin masih di Lombok belum keluar pulau. Terkakhir kami cek di Gunung sari tapi susah deteksi orang bergerak apalagi dia bawa ponsel. Anjing pelacak kita pakai tapi tidak tembus karena tersngka berada di tengah sungai. Anjing pelacak tidak bisa terjun ke sungai," katanya.
Ia meminta masyarakat yang mengenali tersangka agar segera melaporkan kepada kepolisian terdekat.(red)
Komentar0