Baiq Mulyanah, Rektor UNU NTB. |
Mataram, - Untuk meminimalisir gesekan dalam memahami perbedaan yang sering kali memunculkan sikap intoleransi dalam keberagaman, berbagai diskusi bahkan sosialisasi hingga aksi nyata telah dilakukan Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat (UNU NTB). Kamis (29/11), UNU kembali menggelar diskusi publik bertema "Tantangan Keberagamaan di Tahun Politik" di kampus UNU Mataram.
"Kita (UNU red.) telah melakukan banyak cara menjaga keberagaman, baik dengan diskusi, sosialisasi bahkan aksi nyata bekerjasama dengan lintas agama, organisasi, bahkan semua pihak kita tawarkan kerjasama untuk menjaga keberagaman ini, tanpa terkecuali," terang Rektor UNU Baiq Mulyanah.
Politisasi agama sering terjadi apalagi tiap menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) sambungnya lagi. Dan hal ini kata ibu yang murah senyum ini sudah masuk taraf membahayakan. Eskalasi politik begitu tinggi namun bersenanglah ajaknya karena kata dia ini pesta demokrasi yang kita rayakan lima tahun sekali.
"Kita pribadi jika kurang memahami sejarah berdirinya Negara ini berpotensi menimbulkan hal yang intoleran, marilah kita jaga keberagaman yang telah di anugerahi oleh Allah SWT agar anak cucu kita kelak tetap merasakan hidup damai berdampingan dengan pemeluk agama lain, beda organisasi tapi satu kesatuan yaitu Indonesia," cetusnya.
Hadir sebagai Keynote Speaker dalam diskusi tersebut Rektor UIN Mataram Prof. Masnun, Komisioner Komnas HAM M. Choirul Anam.
Sementara, Saat ini Komnas HAM dan sejumlah elemen menggodok mekanisme agar pemilu tidak menggunakan syi'ar kebencian. Karena hal tersebut juga menjadi bagian dari tanggung jawab Komnas HAM.
"Kita juga meminta masyarakat agar pada pemilu nanti tidak menggunakan isu yang berbau kebencian," ucap Komisioner Komnas HAM, M. Choirul Anam di hadapan peserta diskusi yang sebagian besar adalah Mahasiswa. (Bn)
Komentar0