Gelar Dialog Kebangsaan, PGK Harap Generasi Milenial Bijak Bermedsos
Matanusantara.com - Mataram
Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Gerakan Kebangsaan Nusa Tenggara Barat (PGK-NTB) Karman BM sangat khawatir dan merasakan keresahan mendalam terkait situasi kebangsaan diwarnai eskalasi politik yang tajam dan hampir memecah belah persatuan. Baginya sosial media (sosmed) sangat mempengaruhi aspek sosial politik, ekonomi bahkan segala aspek kehidupan bisa terkendalikan melalui sosmed.
"Kalau situasi ini tidak kita sikapi dengan bijak, hal ini akan berpotensi memecah belah persatuan seperti di Syria, Afganistan dan banyak lagi contoh lain negara yang hancur karena penggunaan sosmed yang tidak bijak, disana keamanan sangat bernilai," terang Karman BM saat memberi sambutan dalam dialog kebangsaan yang bertema generasi milenial dan pemilu 2019 di Aula Universitas 45 Mataram pada Selasa (30/10).
Namun Karman BM yang juga caleg DPR-RI no urut 2 dapil NTB 2 Pulau Lombok dari partai Perindo ini yakin dinamika berbangsa dan bernegara akan tetap terjaga bila perekat yaitu Pancasila masih dijunjung tinggi.
"Selama kita masih punya perekat yaitu pancasila maka terjagalah dinamika berbangsa dan bernegara ini, penggunaan medsos yang baik dan benar akan menguatkan narasi kebangsaan sehingga pemilu kita tetap damai, apapun pilihan masyarakat yg paling penting NKRI harga mati," tegasnya seraya meneriakkan yel-yel Merdeka, di ikuti peserta yang hadir.
Generasi milenial menurut Karman sangat rentan menerima berita yang tidak benar tetapi juga mempunyai kesadaran tinggi untuk bisa memfilter berita hoax. Keikutsertaan generasi milenial pada proses pemilu 2019 sangat di perlukan sehingga bisa memberikan warna tersendiri dalam proses demokrasi. Jaman teknologi seperti saat ini ujar Karman menjadi dua mata pisau bagi situasi negara dan bangsa. Kebijaksanaan dalam memanfaatkan teknologi khususnya di media sosial sangat penting.
"Peran generasi muda untuk lebih turut menciptakan situasi yang kondusif begitu penting, terlebih media sosial saat ini berita hoax, ujaran kebencian dan sara begitu masif, jadi di butuhkan kebijaksanaan untuk memfilter serangan hoax dan ujaran kebencian tersebut," papar Karman.
Sekjen DPP Perkumpulan Gerakan Kebangsaan Rian Hidayat mengatakan generasi milenial harus aktif memberikan kontribusi positif bagi pembangunan negara. Rian menyatakan generasi muda harus mempersiapkan diri menerima tongkat estapet kepemimpinan.
"Mau tidak mau tongkat estapet kepemimpinan akan di pegang oleh generasi muda, kesiapan diri mental dan wawasan sangat di butuhkan untuk bisa melanjutkan estapet kepemimpinan tersebut," jelasnya.
Sementara itu Kapolda NTB Irjen. Pol. Drs. Achmat Juri, M.Hum, dalam sambutannya menyatakan generasi milenial merupakan generasi terbaik sejak era 80-an. Secara kualitas generasi milenial lebih komplit baik dari sisi pendidikan maupun pengetahuan.
Keterkaitan antara generasi milenial dengan pemilu sangat erat. Sebagian besar pengguna gadget dan aktif di sosial media adalah para generasi milenial. Melalui pemanfaatan gadget dan sosial media akan mempermudah mensosilisasikan berbagai program pemerintah dan berbagai macam peraturan termasuk membantu pemerintah untuk menciptakan proses pemilu yang damai dan aman dengan tidak ikut membuat dan menyebarkan berita hoax dan ujaran kebencian.
Kapolda NTB juga berpesan agar generasi milenial mempelajari sejarah, mengetahui jati diri bangsa serta indentitas bangsa, sehingga tidak terbawa budaya luar yang bisa merusak kerukunan kehidupan berbangsa dan negara.
Dialog kebangsaan ini di inisiasi oleh Perkumpulan Gerakan Kebangsaan kerjasama dengan Universitas 45 yang menghadirkan Rektor Universitas 45 Mataram Dr. Ir. H. Evron Asrial, M.Si, Ketua Bawaslu NTB M. Khuwailid, Ketua KNPI NTB Hamdan Kasim dan beberapa narasumber lainnya.(bn)
Komentar0