Lombok Utara, - Gubernur NTB, TGB KHM Zainul Majdi selalu mendampingi Presiden Jokowi saat mengunjungi korban gempa di Lombok Utara (13/8). Sejak kedatangan hingga kemana-manapun mereka selalu bersama.
Kepada matanusantara.com Selasa (14/8) TGB menuturkan jika menjelang maghrib Ia diminta menjadi imam.
TGB mengungkapkan Shalat maghrib di mushola darurat itu tidak direncanakan. Mulanya, dijadwal Ia akan mendengar paparan di posko utama Tanjung.
“Hanya 5 menit, Presiden gelisah, tengok saya lalu bilang, “kita jenguk masyarakat saja, tuan guru”," tirunya.
“Saya tanya, kemana Pak. Beliau jawab, terserah,” imbuhnya.
Semua kalang kabut. Naik mobil, lalu turun di salah satu lokasi pinggir selokan. Bincang-bincang tanya ini itu sambil bagi kerudung, buku dan sembako sambung TGB. Setelah itu balik karena menjelang petang.
Kemudian kami mampir ke tempat pengungsi di tengah lapangan. Menjelang maghrib, Presiden mengajak kami shalat. Namun Ajudan mengingatkan, jika musholla tidak layak, bahkan air minim. Presiden tetap bersikeras. Sehingga kami shalat disitu.
“Tiga kali Pak Jokowi mempersilahkan saya jadi imam, “ayo, tuan guru”. Tapi saya minta Beliau yang jadi imam,” kata TGB.
Ini dilakukan untuk penghormatan karena Presiden adalah tamu. Sekaligus rasa penasaran akan bacaan shalatnya lanjut TGB.
“Ternyata bacaan Beliau terang. Rakaat pertama membaca Surah Al-Humazah dan rakaat kedua membaca Surah Qurays. Tidak sefasih santri tentu saja, tapi cukup baik,” decak TGB kagum.
Usai shalat dan zikir kemudian ia tutup dengan doa, Allohumma innaka ‘afuwwun kariim tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anna. Lalu doa Ashabul Kahfi, “Rabbana aatinaa min ladunka.....” dan di akhiri doa sapujagat. Sebelum beranjak meninggalkan musholla Presiden Jokowi mushafahah dengan jamaah. (bn)
Komentar0